Siapa yang tidak mengenal uang? Semuanya sudah tahu. Secara kasat mata uang memang kecil bentuknya akan tetapi di dalamnya mempunyai nilai yang berharga. Sepintas terpikir dalam pikiran kita orang yang mempunyai banyak uang adalah orang yang kaya. Barang siapa yang mempunyai uang paling banyak maka ia merasa memiliki segala-galanya. Orang yang paling memiliki banyak uang dia akan merasa menjadi orang yang paling bahagia.
Karena iming-iming itulah, dan karena pandangan semu itulah maka sebagian besar penduduk dunia berlomba-lomba untuk mencari uang.
Apakah boleh kita mencari uang?
Tentu saja boleh asalkan dicari dengan cara yang halal, dengan cara yang sehat, dengan cara yang bersih. Dan setelah kita dapatkan uang tersebut, ada saatnya kita membersihkannya dengan mengeluarkan sebagian dari hasil kita untuk orang fakir miskin atau disebut zakat. Fungsi zakat adalah membersihkan harta yang kita peroleh. Jadi tidak sekedar mencari dengan cara yang halal, akan tetapi juga harus dibersihkan. Oleh karena itu mencari uang ada caranya, ada ilmunya. Nabi Muhammad saw bersabda “Man arodda dunya fa’alaihi bi ‘ilmihi, wa man aroodal akhiroh fa’alaihi bi’ilmihi” . barang siapa mencari dunia maka harus punya ilmu untuk mencari dunia, begitu pula untuk mencar akhirot juga ada ilmunya. Bagaimana cara mencari ilmu tersebut? Tentunya harus mengaji.
Sisi negatif dan positif uang.
Uang tidak lebih dari sebuah benda. Yang membuat dia punya sisi negatif itu adalah orangnya. Tergantung orang yang mencari dan memakai. Kalau orangnya jelek, rakus, serakah apalagi diperoleh dengan cara yang tidak baik tentu uang tersebut tidak mempunyai nilai. Bahkan bisa-bisa lebih banyak mudhorotnya dari pada manfaatnya. Bagi siapa? Ya bagi si pemilik uang itu sendiri. Akan tetapi uang juga bisa mempunyai dan mendatangkan kemanfaatan dunia dan akhirat kalau pemilik uang tersebut adalah orang yang baik.
Kenyataan sekarang tentang uang
Sekarang ini banyak dari para pejabat tingkat tinggi sampai pejabat tingkat rendah, pengusaha besar dan pengusaha rendahan, dll. Yang terlena, terbius dan terbujuk oleh uang. Uang pada saat ini begitu menggiurkan seolah-olah tangan kita enggan untuk melepaskannya. Mereka yang hatinya terbelenggu oleh keduniaan akan berusaha dengan segala cara untuk memilikinya. Entah itu dengan cara mencuri, korupsi, menipu, menjabret, mencopet, membunuh, dan lain-lain. Mereka berusaha menyembunyikan di dalam sakunya dari mata-mata orang lain yang ingin melihatnya dan mengetahuinya. Maka tidak sedikit dari mereka yang rela berbohong untuk mendapatkan uang. Tidak pandang bulu, entah itu teman dekat, rekan kerja, saudara, istrinya, suaminya, anaknya dll, gak berduli yang penting bagi mereka dapat uang banyak.
Mereka rela menukar surga yang dijanjikan Allah dengan uang. Mereka rela menukar agamanya hanya karena uang. Bukankah itu merupakan kerugian yang besar?.
Itulah sebabnya mengapa kita perlu mengaji. Bukan hanya mengaji biasa yang masuk dari telinga kanan keluar dari telinga kiri. Akan tetapi setelah mengaji juga diteruskan dengan amalan, dipraktekkan dalam kehidupan sehari.
Seandainya saja seluruh penduduk negri ini mau mengaji dan mengamalkan bagaimana cara mendapatkan uang. Ngaji bab ini saja wes, terus diamalkan, tentu tidak ada yang namanya perbuatan korupsi, mencuri dan sejenisnya.