Pada pagi yang cerah dengan terik matahari yang menyengat. Aku adalah anak seorang pengusaha di pabrik rokok. Aku mempunyai adik bernama Nita. Ayahnya bernama Rizal dan ibunya bernama Maya. Aku sangat iri kepada Nita karena Nita adikku selalu dimanja oleh ayah dan ibu. Disaat Nita menginginkan sesuatu selalu dituruti, sedangkan jika Aku menginginkan sesuatu tidak selalu dituruti.
Keesokan harinya ayah Nata akan pergi ke Singapura karena harus menyetor rokok ke perusahaan di Singapura, di saat orang tuanya tidak di rumah, Nita selalu mengejek barang Nata karena jelek.
“Aduh barang kakak kok jelek banget sih, punyaku kan bagus, model luar negeri lagi” kata Adikku dengan ketus. Nata tahu jika barang barang yang dia miliki jelek jelek. Terlebih lagi jika Nita selalu meledek sepeda miniku yang jelek sampai suatu saat kami bertengkar hebat. Karena Aku tidak tahan dengan ejekan adikku, aku sumpahi dia kalau naik sepeda bakal kecelakaan di depan sekolah dan masuk rumah sakit..
Keesokan harinya lagi, Nita mengejek aku lagi dengan sepedanya yang mewah dan mahal dia berangkat sekolah. Sedangkan aku naik angkutan umum. Sepulang sekolah tidak diduga Adikku kecelakaan dan harus dibawa kerumah sakit. Pada saat itu aku menyesal tentang perkataanku kepada adikku kemarin. Di saat adikku sadar dia teringat tentang ucapanku dan langsung meminta maaf kepadaku. Akupun merasa bersalah karena sudah berkata yang tidak baik kepada adikku.
Mulai saat itu aku selalu berhati-hati jika berkata-kata, terlebih lagi kepada adikku dan kedua orang tuaku. Aku menyadari adikku masih kecil, masih butuh perhatian lebih dari ayah dan ibu. Sedangkan aku sudah besar, lebih dewasa dan harus bisa menjadi contoh dari adikku.
Keesokan harinya ayah Nata akan pergi ke Singapura karena harus menyetor rokok ke perusahaan di Singapura, di saat orang tuanya tidak di rumah, Nita selalu mengejek barang Nata karena jelek.
“Aduh barang kakak kok jelek banget sih, punyaku kan bagus, model luar negeri lagi” kata Adikku dengan ketus. Nata tahu jika barang barang yang dia miliki jelek jelek. Terlebih lagi jika Nita selalu meledek sepeda miniku yang jelek sampai suatu saat kami bertengkar hebat. Karena Aku tidak tahan dengan ejekan adikku, aku sumpahi dia kalau naik sepeda bakal kecelakaan di depan sekolah dan masuk rumah sakit..
Keesokan harinya lagi, Nita mengejek aku lagi dengan sepedanya yang mewah dan mahal dia berangkat sekolah. Sedangkan aku naik angkutan umum. Sepulang sekolah tidak diduga Adikku kecelakaan dan harus dibawa kerumah sakit. Pada saat itu aku menyesal tentang perkataanku kepada adikku kemarin. Di saat adikku sadar dia teringat tentang ucapanku dan langsung meminta maaf kepadaku. Akupun merasa bersalah karena sudah berkata yang tidak baik kepada adikku.
Mulai saat itu aku selalu berhati-hati jika berkata-kata, terlebih lagi kepada adikku dan kedua orang tuaku. Aku menyadari adikku masih kecil, masih butuh perhatian lebih dari ayah dan ibu. Sedangkan aku sudah besar, lebih dewasa dan harus bisa menjadi contoh dari adikku.